Rabu, 09 November 2011

Peran Teman Dalam Kehidupan Remaja


Anak-anak secara natural atau secara alamiah memang membutuhkan teman. Pada masa kecil teman itu lebih berfungsi sebagai teman main, mereka sebetulnya jarang berdialog atau berinteraksi secara rasional. Namun begitu dia beranjak dewasa mulailah teman berganti peran atau dengan kata lain mulailah teman-teman itu mempunyai suatu misi khusus dalam pertumbuhan remaja.
Sekurang-kurangnya ada 3 peranan yang penting sekali, yang dimainkan oleh teman dalam kehidupan remaja, terutama dalam hal pembentukan jati dirinya:
  1. Teman berfungsi sebagai pembanding, artinya dengan adanya teman si anak remaja itu mulai membandingkan diri dengan sesamanya.
  2. Teman berfungsi sebagai pemantul atau reflektor, yang merefleksikan siapa diri kita. Kalau kita hidup sendiri, dinding di sekitar kita tidak bisa merefleksikan siapa kita. Tapi teman-teman bisa merefleksikan atau memberi cerminan siapa kita. Yang paling penting adalah anak remaja ini memproses semua masukan itu untuk menciptakan pendapatnya sendiri tentang siapa dirinya. Dan komentar-komentar yang ia perlukan itu hanya bisa diperoleh kalau dia bergaul dengan teman-temannya. Di sinilah teman-teman bersumbangsih besar dalam memberikan dia pantulan atau cerminan yang memang dia butuhkan. Remaja itu memang sudah memiliki suatu konsep diri tentang siapa dia dan tidak lagi mendengarkan masukan dari orang lain, sikap ini bisa positif dan juga negatif. Positif dalam arti, dia tidak mudah diombang-ambingkan, dia sudah mempunyai gambaran yang jelas. Negatif dalam arti, kalau dia menutup diri terus-menerus itu tidak baik.
  3. Teman berfungsi sebagai teman ini akan memberikan tantangan pada si remaja.
Peran teman sebagai pembanding, reflektor dan penguji juga harus didapatkan oleh si remaja di tengah-tengah keluarga.
Keluarga adalah titik atau `basis` pertama dimana dia mendapatkan ketiga hal itu.
Salah satu pedoman untuk berteman yang bisa digunakan khususnya oleh para remaja:
"Pergaulan yang buruk (atau sebetulnya bisa juga diterjemahkan teman-teman yang buruk) merusakkan kebiasaan yang baik."
Kata kebiasaan sebetulnya berasal dari kata karakter, jadi kalau saya terjemahkan bebas: "teman-teman yang buruk merusakkan karakter yang baik.”
Jadi teman bisa buruk bisa baik, Tuhan meminta kita memilih dengan tepat. Kriterianya, bukan teman itu baik kepada saya atau tidak, tapi dia itu orang yang secara keseluruhan baik atau tidak menurut standar Tuhan.
Pengertian ini harus dimiliki oleh anak remaja, sehingga dia bisa menilai orang dengan tepat.



Sumber : http://www.telaga.org/berita_telaga/peran_teman_dalam_kehidupan_remaja

1 komentar:

Ajeng Kartika Dewi mengatakan...

tingkatkan jeny:)


*ada aku:)

Posting Komentar

Silakan beri komentar yang membangun, terimakasih :)